Ir. Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi : Nasionalisme, Islamisme, Marxisme.

Pada usia yang sangat muda, baru saja lulus T.H.S (ITB Bandung, sekarang), Soekarno sudah banyak menulis hal hal yang berat untuk ukuran anak muda sekarang. Di antaranya adalah artikel yang ditulis di Suluh Indonesia Muda tahun 1926 : Nasionalisme, Islamisme, Marxisme. Sebenarnya Soekarno memulai tulisannya dengan mencoba menjawab kenapa kolonialisme menjadi 'wabah global' saat itu :


" Jang pertama tama menjebabkan kolonisasi jalah hampir selamanja kekurangan bekal-hidup dalam tanah-airnja sendiri "

Begitu komentar si Bung terhadap penjajahan bangsa bangsa Eropa atas dunia saat itu. Mungkin dalam bahasa sekarang, faktor ekonomi lah yang menyebabkan bule bule itu menyabot bangsa bangsa Asia dan Afrika. Kemudian Soekarno dengan yakin menawarkan Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme sebagai jawaban atas konsep kolonial. Kita berhenti sebentar. Pada saat itu Bung besar nyata nyata sudah menjadi ideolog handal. Dia bisa menangkap spirit zaman, dan menuangkannya dalam tulisan.

Kelihatannya tiga konsep awal tadi banyak mewarnai gaya kepemimpinannya sebelum akhirnya lengser setelah peristiwa Gestapo. Dengan nasionalisme Bung Karno mencoba membangkitkan kebanggaan akan sebuah bangsa yang besar dengan cita cita tinggi pula. Islamisme ditandai dengan kesadaran menggali Islam yang sebenarnya, yang di masa lampau mampu mendominasi lebih dari separuh bumi. Marxisme dipandang sebagai energi yang mampu melawan kapitalisme yang menjadi motor kolonialisme saat itu. Ramuan ala Soekarno akhirnya lama tak terdengar dan tenggelam dalam uforia pembangunan Orde Baru.

Apakah Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme masih relevan untuk menjawab persoalan Indonesia yang pelik sekarang ini, biarlah waktu yang menjawabnya.

>> Dapatkan penawaran khusus buku ' Di Bawah Bendera Revolusi ' jilid pertama cetakan ketiga 1964. Klik disini. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Paling Banyak Dibaca