11 Hari Usus Buntu Episode 2

11 Hari Usus Buntu (2)


     Entahlah, orang boleh percaya pada tahayul atau tidak. Tetapi beberapa pertanda boleh jadi dikirim oleh Tuhan sendiri karena mengandung kebenaran faktual. Dan kepadaku, Tuhan, lagi lagi percaya atau tidak, mengirim pertanda pertandanya lewat sebuah mobil ! Ceritanya begini.
     Empat tahun yang lalu, Aku membeli sebuah Honda Accord Prestige  keluaran 1988. Itu berarti umur mobil itu hampir sama dengan umur istriku, Ninok. Pemilik lama, seorang kenalan yang petugas pajak, dengan berat hati menjualnya berhubung untuk waktu yang lama akan ditempatkan di luar pulau Jawa. Kondisinya lumayan. Di speedometer tertera jarak yang pernah ditempuh tidak lebih dari 100.000 km. Jadi begitulah, mobil ini berpindah tangan. Tak ada kejadian aneh aneh pada saat itu.
     Pertanda itu datang pada bulan Rhamadan dua tahun yang lalu. Pada hari itu, diluar kebiasaan, aku ogah ikut kendaraan dinas yang biasa ditumpangi rame rame menuju tempat kerja yang cukup jauh, Palabuhanratu, 60 km dari kota Sukabumi. Peristiwanya terjadi saat pulang kerja sekitar ashar. Di tengah perjalanan, Si Putih, demikian kami memanggilnya karena mobil kami berwarna putih, tiba tiba mogok dengan sebab yang jarang terjadi : baut perseneling copot. Belum habis kaget karena mogok yang tiba tiba, nada dering SMS berbunyi. Kulihat pesannya : Kendaraan dinas mengalami kecelakaan tabrakan face to face atau polisi menyebutnya adu banteng dengan sebuah bis.
     Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Namun beberapa rekan mengalami luka yang cukup parah sehingga memerlukan waktu pemulihan berbulan bulan. Kondisi kendaraan benar benar mengenaskan terutama di bagian muka yang hancur lebur. Mengingat kerusakan yang terjadi, adalah keajaiban tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa itu. Aku sungguh termangu.
     Bila menghitung hitung waktu, maka saat mogoknya si putih hampir berbarengan dengan saat tabrakan terjadi. Sulit untuk menerima bahwa kejadian itu hanya kebetulan belaka, coaccident.  Lebih seperti by design yang didalangi oleh Tuhan sendiri. Tetapi mengapa harus lewat mobil?
     Kejadian kedua, kali ini ditengah keramaian kota Bandung. Tiba tiba saja cooling fan berhenti berputar dan menyebabkan suhu mesin terus menaik. Mobil ngambek dan berhenti di tengah kemacetan. Kebayang suara klakson dan caci maki segera bersahutan memekakkan telinga. Butuh setengah hari untuk memanggil bengkel. Akhirnya acara untuk menikmati akhir pekan di Bandung batal, dan kami kembali ke Sukabumi menjelang magrib. Malamnya Ninok mengeluh sakit perut yang parah. Aku segera membawanya ke UGD. Dokter jaga memutuskan untuk rawat inap. Setelah penelitian seksama, dideteksi istriku mengidap kehamilan entropik, kehamilan diluar kandungan. Dan segera harus dioperasi. Operasi berjalan sukses, namun kami kehilangan kesempatan untuk menambah anggota keluarga saat itu. Co accident ? 
     Peristiwa terakhir menimpaku tahun ini, tahun shio naga air.  Hari itu aku seperti biasa berangkat kerja dengan mengendarai Si Putih. Tempat kerjaku terletak di atas bukit sehingga mobil diforsir dengan gigi satu sejauh satu kilometer sebelum sampai di gerbang kantor. Dan terjadilah kejadian itu. Saluran radiator bawah pecah sehingga terpaksa aku pulang dengan meninggalkan Si Putih di kantor. Pada saat itu aku ngak ngeh bahwa lagi lagi Tuhan mengirim pertandanya, sekali lagi, lewat mobilku. Bahkan petunjuk itu agak terlalu jelas. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Paling Banyak Dibaca