Pada Rabu, 8 Mei 1579, pasukan koalisi Banten, Cirebon, dan demak menyerbu Pakuan. Dipimpin bekas 'ordal' Pakuan, Jaya Antea. Pakuan jatuh dan terbakar.
Dari puing-puing dayeuh Pakuan yang terbakar, tujuh orang bangkit dan bertekad mengembalikan kejayaan Pajajaran. The Seven from Pakuan. Mereka adalah Ama Prabu sang Raja, Putra mahkota Ki Hyang Santang, Ki Lengser, Gandrung Arum, dan sepasang pengantin muda Purnamasari - Bagus Setra yang dikawal Puragabaya Kalang Sunda.
Rupanya takdir yang berbeda-beda telah menanti mereka.
Buku ini merupakan buku kesatu dari trilogi Purnamasari. Trilogi pertama, The Seven from Pakuan, dibuka dengan pertempuran Cidadap. Cidadap yang mana? ya Cidadap di tepi sungai Cimandiri. Ketika Purnamasari melawan para bajak laut. Kemudian mundur ke belakang, adegan ketika Pakuan terbakar. Disusul perang besar keesokan harinya, di leuwi Kipatahunan (kurang lebih kebun Raya Bogor sekarang).
Kisah diakhiri dengan menceritakan bagaimana orang yang tak disangka-sangka dari The Seven from Pakuan, menjadi Silalatu Pajajaran. Orang yang terpilih untuk mengembalikan kejayaan Pajajaran. Siapa dia, dan bagaimana kiprahnya?
Kisah terus berlanjut nanti pada trilogi kedua: Legacy of The Seven. Babak baru perjuangan. Dengan beberapa kisah misteri yang bahkan kontroversial hingga kini: Lebak Cawene dan Uga Wangsit Siliwangi.
Trilogi ketiga: The Rise of the Kingdom, merupakan babak pamungkas. Ketika Purnamasari berhasil mendirikan kerajaannya sendiri: Palabuhanratu.