11 Hari Usus Buntu (1)
Bab I
Alien, Pertanda, dan masalah diagnosa.
Aku sadar, telentang
di atas kereta dorong
yang melaju perlahan memasuki lorong berwarna biru langit.
Lampu lampu terang bergerak di atas kepalaku. Di ujung lorong, aku dibaringkan
di tengah ruangan sebesar 6 X 6 meter, dengan posisi mirip Yesus kristus :
posisi salib, seperti yang sering kulihat di gereja gereja. Sebuah lampu bundar
besar mengapung di tengah ruangan dan tepat mengarah ke perutku. Tangan kiriku
dibebat selaput hitam yang mengembang dan mengempis tiap berapa menit. Sebuah
monitor menyala dengan tampilan angka angka dan bunyi denyut berirama.
Tiga alien
masuk tanpa bersuara. Tubuh meraka sama birunya denagan warna ruangan. Tak ada
rambut, mulut, tanda kehidupan hanya tampak dari gerakan bola mata mereka. Tiba
tiba alien
pertama dengan cekatan menusukkan jarum kecil dan mencerap darah dari jemari
tangan kiri. Setelah bunyi mirip poliponik HP, mukanya mengangguk pada dua alien lain yang berdiri di belakang
kepalaku. Alien kedua mulai
menyingkap bagian perutku. Bahasa tubuhnya menunjukan sedang menyidik nyidik
bagian tertentu dari penggilingan
makananku. Mulutnya menggumamkan kata kata tak jelas. Alien ketiga nampaknya lebih
periang. Kudengar dia mendendangkan lagu di balik masker yang ketat menutup mulutnya. Kucoba keras
mengenali lagu apa yang dia nyanyikan. Namun otakku yang sudah setengah mati ketakutan enggan
diajak berpikir. Tiba tiba dia meraih tangan kananku dan mulai menancapkan
selang selang kecil di nadiku. Rasa dingin mulai menjalari lengan. Setelah itu
dunia menjadi gelap….. (bersambung besok).