11 Hari Usus Buntu (28)
Ayah Asep sedang berpikir keras. Tangannya memegang
maklumat Raja. Sementara mang Engkus masih melayani para pelanggan mie ayamnya.
Rindangnya pohon petai cina di depan gedung BP sore itu membuat jualan mang
Engkus laris manis.
Ayah Asep
menyeruput kopinya.
“ Apakah kesebelasan kita siap menghadapi turnamen ini? “
tanyanya, nyaris pada diri sendiri.
“ Kenapa tidak “
kata mang Engkus. “ Amang sudah siapkan minyak Cimande dalam jumlah
cukup. Sementara penguasaan silat mereka juga sudah lumayan bagus. “
Memangnya ini pertandingan silat, gerutu Ayah Asep. Tapi
jasa Mang Engkus tidak kecil. Tak terhitung luka luka dan patah tulang pemain
yang diterapi si Amang. Untuk kebugaran dan agilitas, sumbangannya juga tidak
kecil. Stamina mereka membaik, kemampuan melompat saat heading juga luar biasa.
Tendangan pemain bagai geledek. Tackle tackle lawan kini tidak begitu banyak
membuat pemain cedera. Semuanya berkat gemblengan pendekar mie ayam ini.
“ Ok. Kalau begitu kita berangkat ! “ tegas Ayah Asep.
PS. Ciomprang sebentar lagi akan mengukir sejarah baru.
*****
Kesebelasan Biru benar benar luar biasa. Pasukan besutan
Roby Darwis ini berturut mempermalukan MU 3 – 1, menekuk Barca 2 – 0, dan
terakhir menghempaskan Real Madrid 4 – 2.
Disaat publik tuan rumah bersorak menyambut kemenangan demi kemenangan,
Raja Biru malah semakin bimbang. Sampai ketika segerombolan anak muda
mendaftarkan diri sebagai kontestan.
*****
Sempat ditolak panitia karena dianggap masih di bawah
umur, akhirnya diperkenankan dengan titah langsung dari Raja. Sistem
pertandingan tidak mengacu pada statuta FIFA. Tidak dikenal sudden death,
golden goal, extra time 2 X 15 menit, atau adu pinalti. Bila setelah 2 X 45
menit, kedudukan masih draw, maka pertandingan diulang esok harinya. Bila masih
juga draw, diulang esok harinya. Begitu seterusnya. Ini pertandingan sampai
mati.
Untuk pertama kalinya Raja berdo’a bagi kemenangan
kesebelasan lawan. Besok hari pukul 15.00 sebuah pertandingan akan menjadi
penentu nasib sebuah kerajaan.
Tiket pertandingan lagi lagi ludes, mungkin karena dua
hal : eforia terhadap penampilan kesebelasan Biru, dan penasaran siapa
sebenarnya PS. Ciomprang. Kesebelasan Ciomprang digembar gemborkan sebagai
pembunuh raksasa. Momen saat bertemu Chelsea diputar putar ulang di beberapa
infotainment.
Para komentator sibuk memprediksi hasil pertandingan.
Pasar taruhan kembali menggeliat. Pembicaraan di kafe kafe, kantor, pangkalan
ojek, melulu sepak bola. Sebuah Tabloid olah raga memanas manasi situasi dengan
kemungkinan sang putri menjadi perawan tua. Beberapa sikap rasis ditunjukan
beberapa supporter kepada Pele. FIFA berjanji menyelidiki kasus ini.