11 Hari Usus Buntu (36)
Ada saja yang terjadi disini. Mantri Elang
yang menyuntikan obat baru menjelang magrib tersenyum senyum ketika Ninok
menanyakan suster nyentrik yang datang sore tadi. Dia suster beneran. Asli,
kata mantri. Setahun yang lalu perawat itu mengalami kecelakaan lalu lintas
yang membawanya dirawat di ICU, 2 bulan lamanya. Keluarga sudah mengikhlaskan
kemungkinan terburuk. Namun mukjizat memberinya kehidupan kedua. Bagaimanapun
kondisi psikologisnya tidak benar benar pulih seperti semula. Pihak Rumah Sakit
menyimpulkan si perawat secara kejiwaan tidak layak untuk melakukan tindakan
medis. Tetapi memPHKkannya akan membuatnya stres berat. Pihak keluarga memohon
sangat. Akhirnya mereka tetap mengijinkan dia untuk tetap bekerja di Rumah
Sakit. Tidak sebagai perawat medis. Tetapi sebagai perawat penghibur.
Sekarang aku sedang mengamati walkman merk
Aiwa yang sudah tidak diproduksi lagi itu. Sepuluh tahun yang lalu pernah
berdiri pabrik Aiwa di Sukabumi. Namun seiring memudarnya pamor walkman, orang
orang Jepang itu memutuskan menutup pabrik. Namun pabrik Aiwa masih menyisakan
cerita cinta. Salah seorang ekspatriat Jepang asli mempersunting salah seorang
karyawan yang Sunda asli.
Sang Jepang menjadi mualaf dan menikahi
sang mojang. Ketika pabrik gulung tikar, mojang diboyong ke negeri Sakura.
Beranak pinak di sana. Tidak ada kejutan dari cerita ini. Kalaupun ada yang
membuatku aneh, Si Jepang pernah memesan pedang samurai gede banget dan
memamerkan dengan bangga kapada para tamunya. Apakah setiap orang Jepang adalah
Mushasi? Tak jelas juga. Bapak si mojang adalah rekan kerjaku yang duluan pensiun.
Kami masih berteman sampai sekarang.
Si Back Packer yang meminjamkan walkman
tua ini tadi sore. Kondisinya lumayan bagus, Lengkap dengan empat kaset kisah
Putri Seruni. Masing masing berdurasi 90 menit.
Selepas isya Aku sudah mulai dengan kaset pertama.