Buku Soekarno: Inilah Yang Ingin Saya Tulis

Inilah yang ingin saya tulis bila menyusun sebuah Buku Soekarno: bab pertama saya isi dengan ramalan  kemunculan Soeakarno oleh seorang raja Sunda Pajajaran yang hidup di tahun 1500an, Siliwangi. Kenapa sang raja memberi perhatian besar atas kemunculannya?
seperti yang ditulis dalam bait bait wangsitnya, karena kelak dia akan berkuasa di bekas tanah Pajajaran berdiri, Sunda Kalapa, alias Jakarta sekarang. Entahlah, setiap kelahiran orang orang besar, selalu didahului dengan ramalan ramalan. Kalau menyangkut nabi, biasanya disebut nubuat. Nubuat kelahiran Nabi Muhammad dipercaya telah dikabarkan dalam Injil, bahkan dalam Weda pengikut agama Hindu. Rupanya agama agama besar yang hidup di dunia ini saling berkaitan satu sama lain. Jadi tak ada alasan untuk berdebat apalagi berperang.


Kembali ke Buku Soekarno, saya akan membidik hal hal unik yang tak banyak diketahui orang selama ini. Seperti ini : Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. “Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.


“Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…


Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sekaral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun!




Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru tidak membicarakan strategis perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang dibicarakannya, hanya tentang sepotong jas! “Potongan jasmu bagus sekali!” komentar Bung Karno pertama kali tentang jas double breast yang dipakai oleh bekas iparnya, Anwar Tjokoroaminoto, yang menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis.


Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya “lebih dari dua” proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat din hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. “Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau”, gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.

Jarang sekali selama menulis artikel, saya melakukan copy paste sedemikian banyak seperti artikel ini. Namun paragraf paragraf dari Forum Viva News ini terlalu berharga untuk tidak dibagi. Kadang kadang sejarah dari perspektif gaul seperti ini lebih disukai generasi sekarang yang menyerap too much information. Otak mereka jangan dibebani lagi dengan versi sejarah yang indoktriner. Jadilah Buku Soekarno yang selengean ini.

>> Dapatkan penawaran khusus buku ' Di Bawah Bendera Revolusi ' jilid pertama cetakan ketiga 1964. Klik disini.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Paling Banyak Dibaca