Sherlock, Poirot, dan Bond.

Berpindah dari karakter Hercule Poirot ke Sherlock Holmes memerlukan 'persiapan' mental yang agak khusus. Dua duanya detektif kondang, Inggris, namun dengan perbedaan yang mendasar. Agatha Christie menciptakan Poirot yang asal Belgia ini dengan tampilan yang kurang 'good looking'. Digambarkan tidak terlalu tinggi, gemuk, botak, dan berkumis. Sir Arthur Conan Doyle menciptakan Sherlock Holmes dengan citra gentleman Inggris, tinggi, anggun, ganteng, cangklong dan gerak gerik yang sempurna.

Dua duanya punya asisten setia, Kapten Hastings untuk Poirot, dan dr. Watson untuk Sherlock. Sir Arthur tipe pengarang yang langsung tancap gas fokus pada kasus. Agatha bawaannya nyantai. Ia bisa ngalor ngidul cerita ini cerita itu sebelum memasuki kasus. Hollywood jauh menjagokan Sherlock untuk dijadikan hero dengan menambahkan efek cepat, dramatis, dan heroik. Tokoh tokoh Agatha lebih banyak bermain di film film Eropa yang lebih lamban.


Kalau mau menghitung persamaan, maka bujangan lapuk boleh disematkan pada mereka berdua. Mereka jelas bukan gay. Mereka produk puritan Inggris. Barangkali mereka hanya pikir berkeluarga hanya akan menghalangi kegandrungan mereka akan kasus kasus rumit. Dua duanya dikenal suka mengurung diri di kamar saat membutuhkan ruang untuk berpikir. Sherlock malah punya kebiasaan menghisap kokain sampai kamarnya berselimut kabut. Jelas bukan kebiasaan bagus yang patut dicontoh anak anak. Hanya sedikit diceritakan affair mereka dengan para pushtun.

Penampilan pertama Sherlock pada tahun 1887 dalam A Study in Scarlet, sementara Poirot ngehit di tahun 1920 dengan kasus Styles. Terpaut sekitar tigapuluhtahunan. Hmm, sebenarnya generasi mereka tidaklah terpaut jauh. Doyle tergila gila pada forensik, sementara Agatha lebih senang dengan sel sel kelabu otak Poirot. Mereka menikmati kemakmuran Inggris yang konon pernah menguasai sepertiga bumi. 30 tahun setelah generasi Agatha, tepatnya 1953, lahir James Bond. Mungkin lebih dikenal sebagai agen rahasia alih alih detektif, dengan karakter good looking, pemegang licence to kill, dan doyan perempuan.

Mungkin merekalah pelopor investigator kasus kasus kriminal sebelum kita mengenal Criminal Sceene Investigation (CSI) - tercanggih sejauh ini. Keingintahuan manusia untuk memecahkan misteri misteri di sekitar kehidupan nampaknya akan terus melahirkan tokoh tokoh model Sherlock. Kita masih terus menunggu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Paling Banyak Dibaca