11 Hari Usus Buntu (77)
Di luar dugaan Ki Cakrabuana dan Ki Mindakalangan
ternyata mudah melebur dengan nenek Angpau. Rupanya di jaman beliau,
berinteraksi dengan orang China daratan adalah hal yang biasa dilakukan. Selain
dengan orang portugis, hubungan dagang dengan negeri Tiongkok sudah berlangsung
sejak lama. Kadang obrolan mereka diselingi cing
co le ah yang aku sendiri ngak ngerti.
Suasana lebih cair dan rileks sekarang. Denting suara
alat alat makan mulai terdengar. Canda dan ketawa ketiwi mulai ramai saling
bersahutan. Malam ini bakal menjadi malam yang panjang. Anak anak Ciomprang
sudah mengeluarkan bola plastik dan mendemostrasikan mengolah si kulit bundar
di hadapan para perawat.
Sementara teman teman kantorku sudah minta panitia agar
mengganti musik dengan organ tunggal saja. Biduannya sudah dipersiapkan, ada
dari mereka katanya. Oh, ternyata provokatornya adalah kang Diro, pemborong
nyentrik itu. Sementara Hardy terlihat
paling depan siap berjoget. Nampaknya dia sudah lupa dengan urusan dukun
perdukunan.
Para ibu ibu dari komunitas prana mulai dengan hobi
narsis mereka. Berbekal HP kamera, mereka poto sana, poto sini, langsung di up
load mengubah status FB mereka. Benar
benar pesta habis habisan. Everybody
happy now. Malam ini sepertinya akan menjadi malam yang paling dikenang
dalam hidupku.
*****
HP tiga malaikat itu secara serempak berdering menerima
SMS dari Bos. Isinya berintikan rencana untuk menjemput pasien langsung dengan
dua malaikat dari divisi Pencabut Nyawa, tempat Azroil bernaung. Waktunya :
beberapa menit kemudian.
Mereka panik dan bergegas berkumpul di ruang monitor.
Beberapa saat yang lalu monitor masih menunjukan suasana jamuan yang meriah. Mereka
memutuskan untuk pergi ke kantin melepas lelah. Tiba tiba pesan maut itu
memaksa mereka kembali ke markas. Tampak suasana pesta masih berlangsung di
layar monitor. Kontras dengan rencana penjemputan yang akan berlangsung
beberapa menit lagi.
“ Apakah ini akhir dari nasib orang ini ? “ kali ini
tampang ‘Atib lebih serius lagi, tepatnya serius dan tegang.
Kedua rekannya sibuk dengan layar monitor masing masing.
Roqib sibuk dengan program prediksi. Jemarinya sibuk mengetik ngetik tombol
keyboard hingga menimbulkan suara berdetak detak. Dia mengkalkulasi seluruh
amalan dan kemungkinan safaat, dan bonus bonus amalan lainnya. Apakah klien
mereka berpeluang masuk surga. Jawabannya : blank!
Azroil memprediksi model penjemputan apa saja yang akan
dipertunjukkan Tuhan kali ini. Tidak ada jawaban memuaskan. Tuhan telah
membikin ini jadi rahasia.