Dan Brown, The Lost Symbol (1)

Datanglah ke coffee shop di mana pun, selalu ada espresso dan cafe latte. Cafe Latte adalah jenis espresso yang dicampur susu dengan porsi yang lebih banyak. Rasanya lebih nyaman dibanding espresso yang hanya terbuat dari kopi murni, entah arabika atau robusta. The Da Vinci Code itu sejenis cafe latte dengan rasa yang nyaman. The Lost Symbol adalah espresso yang pekat, kadang membikin masalah pada lambung. Kalau boleh membandingkan, itulah perbedaan antara dua buku karangan Dan Brown.

Novel novel Michael Crichton mungkin kebanyakan berbasis sains. The Da Vinci Code adalah novel filsafat yang banyak 'menelanjangi' iman kristiani. The Lost Symbol itu mistis. Ia seperti buku tasauf  dalam khazanah Islam. Gagasannya seperti wali ke sepuluh yang 'lost' itu. Buku terbaru Brown ini 'menelanjangi' organisasi paling kelam dan paling rahasia dalam sejarah, Freemasonry atau Mason saja.

Orang orang Mason ini lah yang membangun dunia baru, Amerika. Setiap presiden Amerika nampaknya Mason atau terkait Mason. George Washington adalah Mason. Dan Washinton DC dibangun dengan desain masonic. Desain dengan simbol simbol kejayaan peradaban kuno yang dibangun para mason purba. Washington Monument meniru obelisk Mesir Purba. Bukan itu saja, peletakan batu pertamanya pun diselenggararakan dengan upacara Mason. 

Melintasi jaman, para Mason ini tetap eksis dan nampaknya makin 'mengendalikan' Amerika. Robert Langdon bukan anggota Mason. Tapi berteman dekat dengan orang orang Mason. Berlawanan dengan anggapan umum bahwa anggota Mason susah dikenali, nyatanya para Mason ini tidak menutup diri. Mereka dikenal publik dan tidak sungkan mengaku Mason. Peter Solomon salah satunya. Dia menjabat derajat tertinggi dalam persaudaraan Mason. Pernah menjadi narasumber ketika Langdon masih kuliah di Harvard. Nampaknya popularitas Robert Langdon akhir akhir ini menarik perhatian sang guru untuk mendaulatnya memberikan ceramah simbologi di National Statuary Hall.

Sesampai di DC, bukan tepuk tangan gegap gempita yang menyambutnya. Malah tangan Peter Solomon yang dimutilasi telah menantinya. Lengkap dengan cincin mason dan tato tato aneh. Seseorang telah menaruhnya tepat di tengah Rotunda Capitol. Situasi lebih aneh lagi ketika tiba tiba direktur Office of Security (OS) CIA, Inoue Sato datang ke lokasi. Makin rumit ketika arsitek Capitol Warren Bellamy tiba tiba muncul dan mengajak Langdon untuk kabur dari situasi ruwet itu. Adegan ini mengingatkan kita akan adegan serupa di The Da Vinci Code ketika Langdon yang disudutkan kapten Face diajak kabur oleh agen Sophie dari musium Louvre di Paris.

Kadang kadang saya berpikir, kita akan agak sulit memahami alur cerita bila tak paham sedikit mengenai denah atau siteplan sekitar gedung Capitol. Perburuan demi perburuan hampir 12 jam banyak berkutat di sekitar wilayah ini. Mudah mudahan ilustrasi di bawah sedikit membantu.


Selanjutnya adalah adegan demi adegan menegangkan yang membawa jauh pada sejarah kelam Mason.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Paling Banyak Dibaca