Agatha Christie, Saksi Bisu (Dumb Witness, 1937)

Salah satu novel Agatha Cristie yang sarat analisa psikologis dalam mengenali pembunuh adalah Saksi Bisu. Cerita dibuka dengan kematian perawan tua bernama Emily Arundel yang mula mula dianggap wajar. Tetapi detektif kita Hercule Poirot tidak begitu saja percaya walaupun dokter menyimpulkan kematian disebabkan penyakit kuning yang telah lama diderita. Sepucuk surat yang datang terlambat memicu investigasi orang orang yang patut dicurigai. Kecurigaan makin bertambah karena ternyata warisan Nona Arundel yang kaya itu tidak diberikan kepada saudara saudara terdekatnya, tetapi jatuh ke pelayan yang bernama Wilhelmina Lawson. Ada apa ini?

Baca selengkapnya, klik di sini.

The Road to Allah, Jalaluddin Rakmat


Buku ini merupakan kumpulan tulisan salah seorang pemikir sufi dan Islam kontemporer, Jalaluddin Rakhmat. Ditengah dominasi kejayaan materi, jalan sufi yang ditawarkan Kang Jalal memberikan alternatif gaya hidup modern yang lebih unggul dan imun terhadap stres dan kehampaan nilai.

Agatha Christie, Pembunuhan atas Roger Ackroyd ( The Murder Of Roger Ackroyd, 1926 )

Cerita ini berlatar belakang Inggris era 1920an , di sebuah desa bernama King's Abbot, tak jauh dari Cranchaster.

Rencananya, detektif kita itu, Hercule Poirot akan menikmati masa pensiunya di desa ini dan tidak akan lagi menerima kasus kasus pembunuhan. Eh, siapa nyana pembunuhan terjadi tak jauh dari rumahnya.

Malam itu , sekitar 9.45 -10.00 terjadi pembunuhan atas Roger Ackroyd, seorang tuan tanah dan industriawan sukses di rumahnya sendiri, Fernly Park. Pada saat kejadian, dirumah tersebut terdapat Mayor Blunt, Tuan Raymond, Nona Ackyord, Nyoya Akyord, Parker, Nona Russel, Ursula Bourne, Nyonya Cooper, Gladys Jones, Elsie Dale, dan Mary Thripp. Kematian terjadi karena tusukan belati, dan dokter sheppard yang kemudian datang dan memeriksanya memerintahkan para pembantu untuk menelepon dan melaporkan kasus ini kepada polisi. Polisi kemudian meminta bantuan Mr. Poirot, eh bien ?

Baca selengkapnya, klik di sini,

Agatha Christie, dan karya karyanya.

Dame Agatha Christie atau kemudian dikenal dengan  Agatha Christie saja lahir 15 September 1890 di Torquay, Inggris. Menikah dengan Archibald Christie pada tahun 1914.  Rosalie, anaknya, lahir pada tahun 1919. Tahun 1926 Agatha bercerai. Ia melawat ke sebuah situs penggalian arkeologi  Ur di Mesir selama tahun 1928, bertemu bertemu Max Mallowanseorang arkeolog, dan memutuskan untuk menikah lagi. Tahun 1973 Agatha Christie menderita stroke dan meninggal tanggal 12 Januari 1976.



Novel pertama yang ditulisnya adalah The Mysterious Affair at Styles dengan tokoh utamanya Hercule Poirot, terbit pada tahun 1920. Karya yang dianggap master piece-nya adalah Pembunuhan Atas Roger Ackroyd dirilis tahun 1926. Akhirnya tokoh Hercule Poirot 'dibunuh' Agatha dalam Tirai yang baru diterbitkan 1976. Dibilang baru diterbitkan karena novel dimaksud telah dibuat empat dekade sebelumnya.

Berikut adalah daftar karya Agatha Christie, yang disertai judul novelnya dalam versi bahasa Indonesianya:

1920 The Mysterious Affair at Styles (buku pertamanya, yang memperkenalkan Hercule Poirot) – Pembunuhan di Styles, telah diresensi ala Esa!

1922 The Secret Adversary (memperkenalkan Tommy and Tuppence) – Musuh Dalam Selimut, telah diresensi ala Esa!

1923 Murder on the Links – Lapangan Golf Maut, telah diresensi ala Esa!

1924 The Man in the Brown Suit – Pria Bersetelan Cokelat, telah diresensi ala Esa!

1925 The Secret of Chimneys – Rahasia Chimneys, telah diresensi ala Esa!

1926 The Murder of Roger Ackroyd – Pembunuhan atas Roger Ackroyd, telah diresensi ala Esa!

1927 The Big Four – Empat Besar, telah diresensi ala Esa!

1928 The Mystery of the Blue Train – Misteri Kereta Api Biru, telah diresensi ala Esa!

1929 Partners in Crime – Pasangan Detektif, telah diresensi ala Esa!

1929 The Seven Dials Mystery – Misteri Tujuh Lonceng, telah diresensi ala Esa!

1930 The Murder at the Vicarage (memperkenalkan Jane Marple) – Pembunuhan di Wisma Pendeta, telah diresensi ala Esa!

1930 The Mysterious Mr Quin (memperkenalkan Mr Harley Quin) – Mr Quin yang Misterius, telah diresensi ala Esa!

1931 The Sittaford Mystery – Misteri Sittaford, telah diresensi ala Esa!

1932 Peril at End House – Hotel Majestic, telah diresensi ala Esa!

1933 The Hound of Death – Anjing Kematian, telah diresensi ala Esa!

1933 Lord Edgware Dies – Matinya Lord Edgware, telah diresensi ala Esa!

1934 Murder on the Orient Express – Pembunuhan di Atas Orient Express, telah diresensi ala Esa!

1934 Parker Pyne investigates – Parker Pyne Menyelidiki, telah diresensi ala Esa!

1934 The Listerdale mystery

1935 Three Act Tragedy – Tragedi Tiga Babak, telah diresensi ala Esa!

1935 Why Didn't They Ask Evans? – Pembunuh di Balik Kabut, telah diresensi ala Esa!

1935 Death in the Clouds (pertama kali terbit dengan judul Death in the Air) – Maut di Udara, telah diresensi ala Esa!

1936 The A.B.C. Murders – Pembunuhan ABC, telah diresensi ala Esa!

1936 Murder in Mesopotamia – Pembunuhan di Mesopotamia, telah diresensi ala Esa!

1936 Cards on the Table – Kartu-Kartu di Meja, telah diresensi ala Esa!

1937 Death on the Nile – Pembunuhan di Sungai Nil, telah diresensi ala Esa!

1937 Dumb Witness – Saksi Bisu, telah diresensi ala Esa!

1938 Appointment with Death – Perjanjian dengan Maut, telah diresensi ala Esa!

1939 Ten Little Niggers (juga terbit dengan judul And Then There Were None, Ten Little Indians) – Sepuluh Anak Negro, telah diresensi ala Esa!

1939 Murder is Easy – Membunuh Itu Gampang, telah diresensi ala Esa!

1939 Hercule Poirot's Christmas – Pembunuhan di Malam Natal, telah diresensi ala Esa!

1939 Sad Cypress - Mawar tak berduri, telah diresensi ala Esa!

1941 Evil Under the Sun – Pembunuhan di Teluk Pixy, telah diresensi ala Esa!

1941 N or M? – N atau M?, telah diresensi ala Esa!

1941 One, Two, Buckle My Shoe – Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya, telah diresensi ala Esa!

1942 The Body in the Library – Mayat dalam Perpustakaan, telah diresensi ala Esa!

1942 Five Little Pigs (juga terbit dengan judul Murder in Retrospect) – Mengungkit Pembunuhan, telah diresensi ala Esa!

1942 The Moving Finger – Pena Beracun, telah diresensi ala Esa!

1944 Towards Zero – Menuju Titik Nol, telah diresensi ala Esa!

1944 Sparkling Cyanide – Kenangan Kematian, telah diresensi ala Esa!

1945 Death Comes as the End – Ledakan Dendam, telah diresensi ala Esa!

1946 The Hollow – Rumah Gema, telah diresensi ala Esa!

1947 The Labours of Hercules – Tugas-tugas Hercules, telah diresensi ala Esa!

1948 There is a Tide (juga terbit dengan judul Taken at the Flood) – Mengail di Air Keruh, telah diresensi ala Esa!

1949 Crooked House – Buku Catatan Josephine, telah diresensi ala Esa!

1950 A Murder is Announced – Iklan Pembunuhan, telah diresensi ala Esa!

1951 They Came to Baghdad – Mereka Datang ke Bagdad, telah diresensi ala Esa!

1952 Mrs McGinty's Dead – Mrs McGinty Sudah Mati, telah diresensi ala Esa!

1952 They Do It With Mirror - Muslihat Dengan Cermin, telah diresensi ala Esa!

1953 A Pocket Full of Rye – Misteri Burung Hitam, telah diresensi ala Esa!

1953 After the Funeral (juga terbit dengan judul Funerals are Fatal) – Setelah Pemakaman, telah diresensi ala Esa!

1955 Hickory Dickory Dock (juga terbit dengan judul Hickory Dickory Death) – Pembunuhan di Pondokan Mahasiswa, telah diresensi ala Esa!

1955 Destination Unknown – Menuju Negeri Antah Berantah, telah diresensi ala Esa!

1956 Dead Man's Folly – Kubur Berkubah, telah diresensi ala Esa!

1957 4.50 from Paddington (juga terbit dengan judul What Mrs. McGillycuddy Saw!) – Kereta 4.50 dari Paddington, telah diresensi ala Esa!

1957 Ordeal by Innocence – Mata Rantai yang Hilang, telah diresensi ala Esa!

1959 Cat Among the Pigeons – Kucing di Tengah Burung Dara, telah diresensi ala Esa!

1961 The Pale Horse, telah diresensi ala Esa!

1962 The Mirror Crack'd from Side to Side – Dan Cermin Pun Retak, telah diresensi ala Esa!

1963 The Clocks – Mayat Misterius, telah diresensi ala Esa!

1964 A Caribbean Mystery – Misteri Karibia, telah diresensi ala Esa!

1965 At Bertram's Hotel – Hotel Bertramtelah diresensi ala Esa!

1966 Third Girl – Gadis Ketiga, telah diresensi ala Esa!

1967 Endless Night, telah diresensi ala Esa!

1968 By the Pricking of My Thumbs – Rumah di Tepi Kanal

1969 Hallowe'en Party – Pesta Halloween, telah diresensi ala Esa!

1970 Passenger to Frankfurt – Penumpang ke Frankfurt, telah diresensi ala Esa!

1971 Nemesis – Nemesis, telah diresensi ala Esa!

1972 Elephants Can Remember – Gajah Selalu Ingat, telah diresensi ala Esa!

1973 Postern of Fate (kisah terakhir Tommy and Tuppence, novel terakhir Christie) – Gerbang Nasib, telah diresensi ala Esa!

1974 Poirot's Early Cases – Kasus-Kasus Perdana Poirot, telah diresensi ala Esa!

1975 Curtain (kasus terakhir Poirot, ditulis empat dekade sebelumnya) – Tirai, telah diresensi ala Esa!

1976 Sleeping Murder (kasus terakhir Miss Marple, ditulis empat dekade sebelumnya) – Pembunuhan Terpendam, telah diresensi ala Esa!

1991  Problem at Pollensa bay and other Stories - Masalah di Teluk Pollensa, telah diresensi ala Esa!


Agatha Christie




Telah banyak tulisan mengenai Agatha Christie.
Namun seberapa banyak yang mengulas tentang 'isi perut' novel novel Agatha ?. Saya pikir sedikit. Hanya penikmat novel sejati yang hafal bagaimana cara bertutur sang maestro. Seperti yang dikatakannya sendiri, ia memelopori cara baru bagaimana seharusnya seorang detektif bekerja. Cara yang dimaksud adalah seorang detektif hanya perlu merenung, menggunakan 'sel sel kelabu' otaknya untuk memecahkan sebuah kasus. Tentu saja mengumpulkan bukti bukti tetap penting. Tetapi ritual ini dapat dilakukan oleh para ' asisten' semisal kapten Hastings dan Adriane Oliver.

Anda berhak mengatakan 'kuno' pada cerita detektif Agatha. Kita hidup di era 'CSI' dimana petugas koroner berseliweran mengendus bukti bukti sekecil DNA untuk kemudian mengujinya di laboratorium. Tapi siapapun akan mengakui bahwa Agatha adalah 'ratu' dalam hal menjalin cerita dan menjebak pembaca sehingga tak seorangpun tahu kemanakah ending cerita akan dibawa. Teknologi jadi kurang bermakna bila dihadapkan pada orijinalitas ide.

Kata 'kuno' kedua mungkin disoal pada cara bertutur. Mereka penggila jagat hiburan barangkali banyak dimanjakan skenario ala Hollywood. Cepat, efisien, full action, suspens, dan heroik dengan bumbu seks yang aduhai. Gaya bertutur Agatha cenderung mengalir lambat, santun, dan tentu saja ruwet. Para pembacanya akan mulai mengalami ketegangan hanya pada 10% akhir novel. Tapi ingat, 10% bagian akhir inilah yang menyebabkan jutaan orang menjadi fans setia sang ratu.

Lalu apa yang membedakan novel Agatha dengan penulis lainnya. Yang utama tentu saja selalu terjadi pembunuhan. Sekurang kurangnya terdapat satu kali pembunuhan. Lebih sering terjadi lebih dari dua kali pembunuhan. Bagaimana tokoh tokoh fiksi Agatha menyelesaikan kasus kasus pembunuhan ? Sebenarnya hanya ada empat kata kunci untuk menguak sebuah kasus : motif, analisa psikologis, metoda pembunuhan, dan pemecahan masalah.

Hal pertama yang dilakukan oleh M. Poirot maupun Jane Marple adalah penelusuran motif si pembunuh. Motif pembunuhan biasanya hanya berkutat pada rebutan harta dan warisan, asmara dan dendam, dan sangat jarang motif kekuasaan. Bisa terjadi kombinasi dua atau tiga motif sekaligus. Seringkali dengan mengurai motif pembunuhan, sebuah kasus akan cepat menemukan titik terang. Motif asmara sangat dominan pada ' The Hollow', sedangkan pada 'ABC murder' motif warisan sangat kuat. Motif kekuasaan terlihat pada novel politik ' Passanger to Frankfurt '.

Analisa psikologis turut menghiasi jalannya cerita Agatha. Agatha sendiri bukan psikolog atau psikiater. Namun psikologi tokoh tokoh yang terlibat dalam suatu kasus akan menjadi kunci untuk mengenali si pembunuh. Analisa psikologis dengan cepat dapat mengenali pembunuh yang menyamar jadi polisi dalam ' labours of hercules'. Tak pelak lagi novel terakhir 'curtain' menjadi ajang pertempuran psikologis paling keras antara M. Poirot dengan lawan terakhirnya.

Metoda pembunuhan yang nyaris menjadi trademark Agatha adalah peracunan. Novel perdana Agatha ' mysteri at styles' meneguhkan hal ini. Selama perang dunia pertama Agatha pernah jadi sukarelawan perawat. Barangkali pengetahuan tentang berbagai jenis racun dan obat diperoleh selama masa itu.  Jenis jenis racun yang sering digunakan adalah sianida, arsenik, strythnine, morphine, dan belladona. Metoda pembunuhan lainnya adalah dengan cara pencekikan, penikaman, penembakan dengan pistol, dan ditenggelamkan.

Pemecahan masalah selalu ditangani oleh tokoh utama semisal Hercule Poirot. Pemecahan masalah biasanya selalu dimulai dengan wawancara tokoh tokoh yang terlibat dan mengumpulkan bukti. Apabila sudah dirasa cukup, keping demi keping peristiwa kemudian disusun dalam susunan kejadian paling logis dan tidak dapat dibantah kebenarannya. Tidak pernah ada penjahat yang mampu mematahkan penjelasan sang Detektif. Bagian ini biasanya diletakkan di akhir cerita dan menjadi yang paling dinanti para Agathamania.

Hal lainnya yang menarik untuk dicermati adalah profesi si pembunuh. Agaknya profesi dokter, perawat, apoteker, pekerja laboratorium, dan profesi yang berkaitan dengan medis menjadi tokoh favorit sebagai pembunuh. Dokter pembunuh tersebar dalam novel 'Card on the table', ' Sleeping Murder', 'The Murder of Roger Ackyord',dan 'Postern of faith'. Dalam 'Dumb Witness' istri dokter yang menjadi pembunuh. Dalam 'The Hollow' dokter malah menjadi korban pembunuhan. Profesi pembunuh lainnya adalah polisi, artis, pengusaha, sekretaris, istri/suami yang cemburu, hingga preman/pengangguran/orang orang bangkrut. Yang menarik adalah ada juga orang yang terlahir jadi pembunuh seperti dalam novel 'Endless Night' dan 'Why didn't they ask Evan'.

Semuanya serba mungkin dalam dunia Agatha Christie.



Beli rumah tanpa uang, pake apa dong?


Judul : 6 Bulan bisa beli properti kontan ! Tanpa uang, tanpa KPR, ngak perlu nunggu harga miring.

Penulis : Cipto Junaedi

ulasannya klik disini :

Mangga bisa dijadikan sambal


Judul : Aneka Sambal Enak Untuk Sehari hari
Penyusun : Tim Dapur Demedia

Bosan dengan sambal yang itu itu juga ?
cobain sambal mangga.
?
O, ternyata manggapun ( jenis kweni ) bisa dijadikan sambal :
1 buah mangga kweni mengkal
6 cabai merah
6 cabai rawit
1/2 sdt terasi bakar
1 sdm irisan gula merah
1/2 adt garam
kupas mangga, rendam dalam air garam, gosok gosok sampai keluar lendir. bilas, dan serut. haluskan bahan yang lain, lalu campur dengan serutan mangga tadi. untuk 4 orang. cocok untuk ayam, bebek, dan ikan bakar.

Buku ini lumayan komunikatif : gambarnya bagus, full colour, resepnya ringkas, dan dapetinnya mudah, datang aja ke mini market yang sekarang jumlahnya sudah bejibun gitu. Selain sambal mangga terdapat 43 jenis sambal lainnya !
WOW, coba saja :
Sambal terasi, bajak, tomat, limo' kecap, colo colo, lado mudo, pencit, pecel lele, ayam bakar, ayam goreng kalasan, terasi , bebek, kedondong, kedondong asam pedas, cobek, ikan teri, ikan bakar, petai, kecap tumis, bumbu iris, tempe, belimbing, kenari, rica, lingkung, oncom, pecel, kecap petis, tauco, belimbing tunjuak, goreng petis, tumpang,dan jenggot.

jadi, urusan makan ngak bosan lagi kan ?

The Black Swan, mengungkap rahasia masa depan ?


Judul : The Black Swan, rahasia terjadinya peristiwa peristiwa langka yang tak terduga.
Pengarang : Nassim Nicholas Taleb ( NNT ).

Jika anda membaca buku ini dengan niat menyerap kemampuan untuk melihat masa depan, lupakan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Paling Banyak Dibaca